0 komentar

Untitled 1

Kalau lo mikir gue adalah orang yang paling nggak peduli sama love life gue, atau nggak pernah galow, melow, swalow, gara-gara satu makhluk yang namanya 'Cowok' itu SALAH!

Satu tahun lalu, gue ngerasain itu semua! Nangis, sambil nelfon sahabat jam sembilan malam, cuma untuk cerita ke-kesel-an GUE! (Sengaja gue nya gede, biar keliatan agak lebay!) Sama yang namanya Co-wok!

Gue sendiri bingung sih, kenapa juga gue nangis?
Dan..
Gue sempet nyembunyiin alasan utama gue, untuk pergi dari hubungan tanpa status itu dari beberapa orang terdekat gue karena gue sendiri masih bingung sama alasan itu.

Sampai akhirnya. Saat berkunjung sebulan yang lalu ke rumah sahabat gue yang rela jam sembilan malam gue telpon sambil nangis itu, gue bilang alasan gue menyudahi pertemenan kita. Alasan yang cukup masuk akal menurut gue. Alasan yang diambil atas dasar harga diri sebagai perempuan. Walaupun di beberapa saat gue dapat fakta kalau masih ada perempuan yang rela dan bertahan dengan keadaan yang gue alami saat itu. Beda, gue dengan cepat ambil langkah seribu untuk pergi dan menyelesaikan pertemanan. Bukan berpandang sebelah mata, mencibir atau apapun ke mereka yang bertahan sama kondisi kayak gitu tapi, tidakkah mereka berpikir kalau keputusan mereka itu perlahan akan buat mereka mati karena harga diri yang terinjak-injak?

Apakah cinta itu sebegitu besarnya sampai mereka lupa kalau diri mereka itu lebih berharga dari apapun? 

Tapi.. Apapun jawaban mereka, gue tetap menghargai bahkan salut. Kerena, nggak semua perempuan mampu bertahan jadi HTS atau malah cinta yang kedua untuk seorang cowok yang sudah punya pacar. Dan itu.. Gue! 

Semboyan gue yang "jangan pernah mau terjebak sama cinta dangkal" itu buat gue harus mempertanggung jawabkannya di depan orang-orang yang sering denger gue bilang kata-kata itu. Saat itu, gue bener-bener terjebak cinta dangkal. Untungnya, Tuhan masih membuka mata, telinga, dan hati gue untuk bener-bener sadar siapa dia sebenarnya. Kebaikan yang berhasil buat gue luluh itu ternyata.. Yaa gitu.. (No words can discribe it). Fakta demi fakta yang terkuak langsung di depan mata gue akhirnyaa, memaksa gue untuk se-segera mungkin pergi!

Susah emang harus pergi dari orang yang udah dekat sama kita dalam waktu yang lama. Lupain semua obrolan yang pernah kita jalin, lupain semua perhatian 'Garing' yang pernah dikasi, dan yang paling rese dan bikin kesel adalah waktu harus lupain panggilan-panggilan 'Lebay' yang ditujukan untuk kita. Tapi gimanapun harga diri gue yang egois tingkat super ini kekeh nyuruh gue pergi dari dia. 

"Lupain itu bisa sambil berjalannya waktu, yang penting sekarang pergi aja dulu!" Itu yang gue ucap penuh keyakinan, ala para caleg yang lagi pimpin demo masa untuk milih dia!. Gue pun mantap pergi dari dia! Tanpa bilang 'bye' terlebih dahulu. Satu harapan gue adalah, ketika gue pergi, kehidupan gue kembali ke beberapa bulan yang lalu sebelum akhirnya kayak gini. Kenal dekat sama dia.  Walaupun harus ibaratnya, kebasahan, compang-camping, penuh luka, gue tetep paksain untuk melangkah pergi! And now, you can see! Gue udah kembali ke-kehidupan gue sebelum kenal dia! No message, No wall, No mention! Semua terasa santai, dan gue bisa kembali fokus dengan hobi gue, menulis tanpa diganggu sama pesan-pesan dari dia. What a nice days!

Satuhal yang pasti dari semua yang gue lakuin ke dia, gue minta maaf karena pergi tiba-tiba tanpa bilang apapun. Semoga kamu dapet orang yang baik ya, yang bisa nerima kamu dengan segala yang ada diri kamu dengan sabar.

** tulisan ini tidak bermaksud menyinggung siapapun atau menjelekan siapapun, ini hanya ungkapan pikiran dan hati saya, terimakasih dan maaf :)

0 komentar

Cina-Ku Cina-Mu sama-sama menyakitkan

Gue nggak tahu deh ada apa dibalik semua ini. Berawal dari kembalinya kita menjadi teman setelah satu tahun berhubungan dingin bahkan jarang tegur sapa saat papas an, tapi akhirnya 96 membawa gue kembali kepadanya. Kepada Dyah Kartika Utami (Dee) but I won’t tell about it now! Kita akan cerita tentang dua orang berbeda dengan (mungkin) keadaan wajah yang agak mirip, cerita yang sama, who we called  Si ‘Cina’

Tiga tahun kembali menjadi sahabat baik Dee. Membuat kita tanpa sadar mempunyai banyak kesamaan. Bukan Cuma urusan hobi kita nulis, atau project demi project yang kami lakukan bersama, tapi juga TERNYATA urusan pribadi (Baca : Love Life).  Malam minggu kemarin entah ada apa gerangan tiba-tiba aja Dee menulis hal yang jarang dia tulis di twitternya. Toengg! ada apa dengan Dee?? Dengan sedikit paksaan – ancaman – penasaran gue meminta Dee bercerita.  

Do you know what do Dee said to me? Oke, Dee cerita tentang seseorang who she called ‘Cina’! kaget, pasti!  Jarang-jarang Dee cerita ini!
Katanya dan sebenarnya masalah dengan Si ‘Cina’ itu udah terjadi beberapa tahun lamanya, Cuma karna gue belum tahu ya pastilah ada rasa penasaran. 
Berawal dari sebuah Cinta Monyet yang bersatu karna korban percomblangan ini ternyata terjadi singkat, dan berakhir karna ulah ‘Playboy’ Si ‘Cina’. Dengan status nya yang masih as Dee’s boyfriend itu Si ‘Cina’ bisa-bisanya ngobrol mesra sama perempuan lain, trus hari besoknya Dee tahu kalau mereka pacaran? #Gubrak!. Cepat-cepat Dee bilang kalau itu Cuma cinta asal tanpa rasa. Tapi kan tanpa rasa apapun tetap aja Si ‘Cina’ bakalan jadi historis untuk Dee kan. :D
And…. The story ended!

Bukan Dee juga namanya kalau nggak maksa gue untuk cerita hal yang sama. Katanya sih “Gantian giliran kamu!”
Dengan sedikit keberatan hati, gue bersedia bercerita. Seperti yang tadi gue tulis diatas kalau TERNYATA kita punya kesamaan. Bukan Cuma Dee yang pernah berurusan dengan ‘Cina’ gue juga! 

Sebenarnya cerita tentang si ‘Cina’ Dee udah tahu. Bahkan dia yang menemani gue nangis jam Sembilan malem lewat telephone. Hehe. Big thanks to dearest Dee. :D
Tapi waktu itu Dee belum tahu alasan yang asli yang buat gue nangis! Alasannya karna belum siap aja kasih tahu orang tentang ke-galau-an gue waktu itu.  Okey kepada sahabat sehatiku ini akhirnya semua terkuak, toh itu juga udah terjadi satu tahun lalu. Hehe…

“Ayo cerita!” itu yang di tulis saat kita ber-rumpi-ria via Blackberry Messeger.
Gue pun mulai bercerita. Dari mulai hari dimana perlakuan baik yang Si ‘Cina’ gue lakukan. Sampai dengan tolehan leher gue yang akhirnya membuat semua hubungan baik itu terhenti. Berbeda dengan Dee yang punya hubungan jelas. Gue.?! Engga!  Nge-Jleb banget nggak sih? Berbulan-bulan gue Cuma jadi teman baiknya, atau yang katanya sekarang itu HTS-an, memang pernah ada suatu hari yang membuat kaget! Kaget karna pertanyaannya, panggilan aneh dari dia. Tapi karna tolehan leher yang melihatnya dirangkul mesra sama perempuan cantik itu akhirnya gue tersadar kalau We’re never have a something special so far, for you or for me! For me? No! steps by steps days by days you can make me smile. Tapi saat gue tersadar, mau tidak mau, suka tidak suka, gue harus memaksakan kaki untuk pergi, bukan Cuma hari itu aja tapi untuk semua hari karna ke-egoisan harga diri yang begitu tinggi. And then I leave Si ‘Cina’ and the stories ended! (walaupun entah kenapa gue nangis waktu itu hehe).


“Jadi kita sama-sama pernah bermasalah dengan Cina nih?!” asked Dee,  then we’re laugh.

Kalau lagi sehati gini, gue merasa kalau Tuhan memang sudah menakdirkan kami untuk bersama. Baik gue dan Dee ataupun gue dan BOLA.
Saking sering sehati kita suka bercanda “Jangan bilang kita sehati lagi!” haha! Suka sering sih nggak sengaja samaan! Termasuk cerita yang terlewati sama dua cina itu. Hihi.
Lupakan Si Cina, masih banyak Cina-Cina yang lain! #Nahloh! Enggalah! Untuk saat ini gue rasa kita masih seneng tuh ledekin orang yang pacaran, masih seneng sama dunia ajaib kita (Nulis). Kalaupun suatu saat nanti baik Dee atau gue deket lagi sama seseorang, doa kami adalah.. tidak ada lagi cerita kayak cerita sama duo cina itu ya, kabulin ya Tuhan ya! Amin..

Dan malam minggu kemarin itu kita namakan…  
Satnite Flashback, Cina-Ku Cina-Mu sama-sama menyakitkan.. hehe 


** Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun, maaf kalau ada pihak-pihak yang tersinggung dengan tulisan ini :) 

0 komentar

Aku. Tentang Diriku (Harapan 17th)

Jrengg...
Tiba-tiba, aku terbangun saat, alarm handphone ku berdering. Dengan malas, karena besok sekolah, aku memaksakan diri untuk membuka mata.

Ya Tuhan.... Ini bukan jam 05.00 pagi, biasa waktu aku bangun dihari sekolah.

Tapi... Jam digital di handphone menunjukan angka 00.00. Aku diam, lalu cepat tersadar kalau hari ini adalah Hari Ulang Tahunku.
Ya! Ulang tahunKu yang ke 17.
Saat tersadar, aku menyunggingkan senyum, dan berkata dalam hati.

Alhamdulillah.. (Nggak pake 'Yah' untungnya. Kalau iya, kayak penyanyi 'Sesuatu' itu. Hehe)
Lagi-lagi aku tersenyum. Sambil memejamkan mata, aku mulai bicara dalam hati.
Berbicara, berdoa dan memanjatkan syukur kepada Allah Swt atas semua anugerah yang Ia berikan padaku. Semua hal yang menjadi hal-hal yang bisa kujadikan pengalaman dan pembelajaran dalam hidup. Bersyukur karena hari ini, aku dapat merasakan umur yang ke-17. Aku diam menghela nafas, lalu mulai berkata dalam hati lagi. Kali ini hatiku berbicara tentang harapan-harapan diusiaku yang ke-17. 


Harapan.


Apa harapanmu, di setiap ulang tahun? Pasti banyak kan? Sama sepertiku, aku juga punya 17 harapan, di usiaKu yang ke-17 ini. Inilah harapanku..

1. Slalu dilindungi dimanapun aku berada oleh Allah SWT.

2. Di berikan kesehatan.

3. Di beri kesempatan, untuk hidup lama. Sehingga apa yang ingin aku capai, dapat aku dapatkan.

4. Allah, memberikan kesehatan kepada Orang Tua ku.

5. Allah, memberikan kesempatan Orang Tua ku untuk menemaniku, sampai waktu yang pas.

6. Adik-adikku mendapatkan kebahagian.

7. Di berikan kelancaran Urusan Sekolah.

8. Ujianku tahun depan lancar, dan dapat nilai yang terbaik.

9. Masuk Universitas harapan dan terbaik. (Walaupun aku berharap bisa dapat beasiswa, tapi sadar diri, kok. Itu jauh, hehe).

10. Sahabat-sahabatku di BOLA, selalu bersama-sama.

11. Semakin perhatian, sayang dan disayang dengan keluarga.

12. Semakin perhatian, sayang, dan disayang oleh BOLA

13. Semakin perhatian, sayang, dan disayang oleh teman-teman, dan orang-orang di sekelilingku. (Tidak mungkin kusebutkan satu per satu).

14. Bisa ganti wajah jadi wajah yang ramah tamah. (Hehe bercanda deh. Aku bersyukur apapun keadaanku sekarang).

15. Bisa jadi orang yang sabar.

16. Bisa jadi orang yang. Lebih relegius.

17. Terakhir.. Jadi orang yang mendapatkan kebahagian dunia akhirat.. Aminn...

Itulah 17 harapanKu. Walaupun masih banyak. Tapi aku berdoa semoga  17 harapan itu dapat di kabulkan oleh Allah. Amin...

0 komentar

Aku (Tentang Diriku)


Aku..

Ya. Aku!

Aku, seorang anak perempuan yang lahir 17 tahun lalu, di Bogor 14 september 1994. Yang harus menyiksa Ibunya, saat melahirkanku, membawaku, merasakan Dunia.

Aku, seorang anak perempuan yang diberi nama Firsty Calyta Syahnaz oleh kedua orang tua.

Aku. Yang biasa kalian panggil Ify. Yang biasa juga kalian panggil Firsty.

Aku. Seseorang yang pernah menghabiskan masa kecilnya, di dearah sejuk, Sukabumi.

Aku. Seseorang yang pernah merasakan bagaimana pendidikan jakarta.

Aku. Seseorang yang menghabiskan masa - masa yang paling indah, yaitu masa Remaja (SMP) di Cibinong-Bogor.

Aku. Seseorang yang menjadi bagian dari keluarga bahagia bernama Fasty's Family.

Aku. Seseorang yang mendapat anugerah terindah dari Tuhan karena menjadi salah satu bagian dari sebuah keluarga Persahabatan yang abadi bernama BOLA (Amin. Semoga slalu abadi)

Aku. Orang yang kalian anggap Jutek, Judes, sombong (namanya juga people's judge. Hehe)

Aku. Seorang murid kelas akhir di SMA SANDIKTA.

Dan inilah Aku....